Sutiyoso (dan Fauzi Bowo) Memaksaku Naik Kereta

Asemmmm!.. Lewat manapun macet cetttt!

Dulu, ketika pertama kali koridor Busway digelar di sepanjang Blok M menuju ke arah kota, terus terang saya memberikan acungan jempol kepada penggagas ide ini. Saya pikir, inilah saatnya wong cilik mendapatkan layanan transportasi yang manusiawi. Paling tidak Busway koridor pertama itu pada awalnya bersih, dan yang juga penting: adem.

Kemudian, ketika koridor berikutnya digelar, saya yang tinggal di Tangerang terkena imbasnya. Underpass di Tomang tidak bisa dilalui pada pagi hari dari arah Tangerang. Lalu lintas dari tempat saya tinggal jadi terhambat lampu pengatur lalu lintas. Underpass justru dipakai untuk mengalirkan kendaraan dari arah Harmoni menuju Tangerang, padahal jumlah mereka jauuuuh lebih sedikit dibanding yang dari arah Kebon Jeruk. Tapi, sudahlah. Saya mempunyai jalan alternatif lewat Jalan Panjang. Artinya, saya masih tetap memaklumi bahwa Busway ini untuk kepentingan orang buanyak.

Kini, ampun deh. Jalur Busway mengepung saya dari arah manapun. Lewat Tomang jelas macet total karena ada beton Busway di depan Rumah Sakit Harapan Kita. Kalau lewat Jalan Panjang, jalur saya dihambat oleh pembangunan lintasan Busway juga. Kali ini saya jadi misuh, mengutuk penggagas Busway yang membabi buta membangun lintasan ini tanpa memikirkan dampaknya bagi orang buanyak.

Benar, kali ini saya benar-benar marah. Semua jalur alternatif juga macet. Nggak heran kalau KOMPAS hari ini membuat headline yang keras: Jakarta Bakal Stagnan. Kiranya tidak perlu menunggu sampai tahun 2014 untuk membuat Jakarta macet total.

Bagaimana solusi saya? Kemungkinan besar saya akan mencoba naik KRL dari Tangerang ke Jakarta. Ini memang baru rencana karena saya sendiri belum pernah naik KRL. Ada yang tahu informasi KRL dari Tengerang ke Jakarta? Sutiyoso (dan Fauzi Bowo) memaksaku naik KRL setiap pagi. Terpaksalah mobil masuk garasi saja.

45 thoughts on “Sutiyoso (dan Fauzi Bowo) Memaksaku Naik Kereta

  1. Ini contoh manajemen yang amburadul, super kacau. Sy gak ngerti gmn para pejabat itu merencanakan sebuah kota serta jalur transportasinya. Apakah mereka gak tahu masalah prioritas? Atau karena saking buteknya, mereka main gebrak saja, apakah ini kemacetan sesaat –meski hanya 2-6 bulan–?? PAdahal saya sdh sempat bernapas lega, proyek underpass udh kelar, artinya jalan ke kantor sdh lancar lagi. Sekarang buktinya 3 jama ke kantor saja! gak pagi gak siang pamer paha. huhhh… !! Tapi, apakah kemarahan kita bakal punya dampak positif?

  2. Pingback: Pamer Paha « Ammar ’s Stories

  3. untuk urusan macet yang sekarang saya pikir emang salah yang bikin perencanaan busway. di beberapa titik yang sudah sempit, dipaksakan juga jalur busway. efeknya ya seperti ini

    *korban macet busway jg*

  4. #6 cahyo
    naik motor dari tangerang ke jakarta? nggak deh. saya tidak akan kuat jika tiap hari naik motor. orang lain silakan saja naik motor. saya pilih nggak naik motor deh.

  5. Naik sepeda, mas? Sehat loh! jauh? enggak ah, itu hanya kebiasaan aja, pertama2 mungkin terasa jauh, tapi kalau sudah sering maka tidak akan terasa jauh. Lagipula sehat dan ramah lingkungan. Jadi mohon dipertimbangkan sepeda sebagai alternatif transportasi ke tempat kerja. :)

  6. Ah, busway lagi ;).

    Untuk para pendukung busway, saya ada sebuah pertanyaan sederhana:

    “Kalau seandainya 50% saja dari pengguna kendaraan pribadi berhenti menggunakan kendaraannya, sanggupkah kapasitas transportasi publik (busway dan lainnya – saya masih bermurah hati mengatakan ‘lainnya’ dan bukan ‘busway’ saja) menanggung beban penambahan jumlah penumpang tersebut?”

    Busway jalannya dimana-mana, tapi busnya sendiri dimana ya? Kalau busnya lewat tiap 2-5 menit ya OK banget tuh. Tapi kenyataannya?

  7. #10 – avianto
    ah, avianto lagi. Heheehe…

    50% mobil pribadi ngandang gara-2 buswae? keliatannya sih imposibel, ya…

    liat saja di berita kompas itu. sebagian besar penumpang bus transjakarta berasal dari penumpang angkutan umum lain: sebanyak 42,7 persen dari penumpang bus non-AC, 22,3 persen dari mikrolet atau angkutan kota, 14,2 persen dari bus patas AC, dan 2,7 persen dari taksi.

    Mereka yang berasal dari pengendara kendaraan pribadi sendiri hanya 13,3 persen. Pengendara mobil 5,8 persen dan pengendara sepeda motor 7,5 persen.

  8. banyak orang yang pake kendaraan sendiri berpikir bahwa busway bukan untuknya. coba kalo paradigma berpikirnya yang digeser. betapa banyak orang berterima kasih karena busway?

    opini masyarakat yang naik busway jauh lebih “bernilai jual” daripada orang yang terbiasa naik mobil sendiri. jadi, cobalah naik busway :)

  9. Busway ok, asal pembangunannya terkoordinir. Nggak semuanya dikejar dalam 1 waktu (mungkin gara2 ngejar sblm 2007 abis?). Akibatnya ya spt skrg.

    Yg lucu di Kompas pagi ini, pihak Polda sendiri bilang nggak pernah diajak koordinasi oleh Dishub. Jadi, mereka gak pernah diajak mengatur perencanaan lalu lintas bareng.

    Hebat nih, kalo bisa ditemukan pemecahannya dalam sebulan ini aja.. sebelum hujan besar benar2 melanda jkt.

  10. yang males kan bis yang bersinggungan jalurnya dengan busway masih ada, lha kan tambah padat jalan yang ga pernah ditambah itu **opini biker**

  11. #14 – -tikabanget-
    gak mungkin pindah. atau mau pindah ke yogya lagi? gak lah…

    #15 – Mbilung
    aku memang punya rencana nyepur. tapi belum hari ini. mungkin mulai tahun depan…

    #16 – dudi
    Naik Busway tidak efektif krn harus naik turun berkali-2. Ribet

    #17 – Pitra
    kita nantikan saja bagaimana macetnya jakarta nanti kalau hujan deras sudah melanda setiap hari.

    #18 – iway
    capee ya…

  12. yg jadi masalah itu adanya busway atau pembangunan busway yang tak terporgram ya?? bingung gue…Sepertinya kalau semuaa public transport terkoordinasi dg baik juga pembangunananya serta sosialisasinya dilakukan dengan benar (gak keburu2 spt sekarang), pasti gak ada masalah. Siapa sih yang tidak mau lingkungan bersih, atau melakukan perjalanan dengan hemat dan tak stres??

  13. Kompas teriak? hehehehe…karena jalan panjang kena proyek transjakarta.
    Kenapa macet? Ya karena lagi dibangun. Mosok langsung jadi. Rumah yang baru dibangun aja pasti berdebu, tampias, dan ga rapi. Kelyuar masuk kendaraan (dari dan ke garasi – yg belum jadi, pasti juga gak lancar.
    Sabar subur.

  14. Pingback: Busway: Jangan Keluar Rumah? [Glek!] : memo | blogombal.org

  15. tersandung busway, bagaimana kalau buswaynya dinaiki? ada gak jalur busway dari rumah mas Puji?

    Mungkin memang maksudnya sutiyoso begitu, mengurangi mobil pribadi trus pake busway yang masih belum layak itu, tapi kalo ditunggu sampe layak gak bakal sampe juga

    jadi mending pindah kerja dirumah atau pindah rumah deket kantor

  16. Salam kenal mas Pujiono, :)
    Kebetulan saya juga tinggal di daerah sekitar Tangerang, dan saya juga sangat merasakan dampaknya. Tapi karena masih menggunakan sepeda motor, ya teteb aja di sempil-sempilin koyo upil. Nikmatin aja, walau sebenernya teteb ae pengin misuh-misuh.
    Saya dari Serpong, via Ciledug sudah menanti pembangunan underpass yang bersaing dengan ojekers, angkoters, dan kopaja, lewat kelapa dua, jalan panjang, halaaah… edun wes pokok’e (busway). Terasa nikmat sampe Permata Hijau. Sampe Semanggi ketemu lagi Busway yang hebat nan perkasa, mengular sampai Pancoran.
    Doooh… ya Allah, tabahkanlah hambamu ini dalam perjalanan Serpong – Pancoran – Serpong 5 hari dalam seminggu….

  17. #24 – Wibisono Sastrodiwiryo
    ndak ado buswae di dekat tempat saya tinggal. terlalu jauh kalau harus muter daan mogot hanya utk naik buswae. lagipula, biayanya justru menjadi lebih muahal. pindah kerja? saya betah di sinih. pindah rumah? terus rumah saya ini mau diapain? dijual? nggak lah..

    #26 – b_lost
    selamat deh kalau anda masih kuat naik montor…

  18. sehari – hari gue bawa motor (atau kadang mobil kalo lagi cape). gile aje… motor aje udah gag bisa nyempil

    eh iya, ini ide bagus buat orang – orang yang diuntungkan dengan proyek busway: sekalian aja buat jalur dari blokM ke Ciledug atau dari blokM ke Bintaro lewat tanah kusir, atau sekalian blokM ke Bekasi (lewat kali – malang)

    *sebel*

  19. Jangan sedih, pemerintah bilang proyek busway itu dengan harapan para pengendara mobil akan berpindah naik busway, tapi hasilnya malah :

    – Penumpang busway balik lagi naik mobil pribadi karena buswaynya makin penuh, antri mulai dari beli tiket, berjubel di halte, hingga penuh di dalam busway, terutama di jam pulang kantor, hingga nunggu lamaaa banget. Contoh : saya :-) , padahal saya pemakai koridor 1 yang notabene koridor paling bagus

    – Pengendara mobil gak berpindah naik busway tapi berpindah naik motor. Contoh : temen saya :-)

  20. Naik KRL yang express aja pak.
    Turun di Dukuh Atas *itu jalan Sudirman, sebrangnya gedung BNI*

    Dari situ, monggo ke kantor pak Puji. Kalo masih dibawah jam 06.30, Sudirman belum macet. Enak. Pengalaman pribadi perjalanan rumah-kantor sebelum jam 06.30, nyaman. sepi.

  21. Mari kita tuntut rame2 PEMDA DKI…dan Sutiyoso karena telah membikin jakarta macet stagnan lebih cepat dari yang di prediksi akibat kegagalan transportasi busway..

  22. biung .. biung kalo jkt sudah enggak ketulung begini bok enggak sebaiknya bpk-bpk diatas yang pinter atau suka minterin dan nyusahin rakyat banyak itu mindahin ibu kota ke daerah yang kaya tapi pemerintahnya sanggup jaga anggarannya engga bocor 40% nya spy biasa bikin monorel kaya tetangga kita gitu lho.. uh jadi orang gede kok gak punya malu..

  23. Bukan pak.. ini dari arah Serpong.
    Seinget saya, ada KRL dari arah Serpong-Kota. Bapak naik aja dari stasiun Serpong, turun di Dukuh Atas.

    Saya ndak tinggal di Bogor.
    Rumah Jakarta Pusat – Kantor Jakarta Barat.
    Ngerti soal KRL, karena pernah 4 taun pengguna KRL sejati, ngejar dosen hehehe

  24. Beli sepeda lipet…naikin kereta ke jakarta, baru genjot (mis dari dukuh atas)….gak jauh kan, temen saya banyak yang udah gitu….jangan bayangin genjot dari tangerang…..gempor….

  25. Sebenernya pemerintah gak usah neko2..kan denger2 mereka sudah sering study banding ke negara2 tetangga dan negara maju lainnya tapi kenapa gak ambil simpel aja…cukup contek aja system transportasi umum yg sudah sangat OK di sana trus sesuaikan deh dengan situasi dan kondisi di tanah air…toh kalo itu gagal tinggal pinjem duit lagi ke Jepang buat bikin jalan lebih banyak lagi sehingga mobil2 mereka pun laku di tanah air………suwun

  26. Gw pungguna mobil, ngga bakalan gw pindah ke busway karena:

    -kenyamanan, naek mobil sendiri ngga usah ngantre keringetan buat beli tiket, nungguin bus, desak desakan dibus…
    -ngga usah bingung naek angkot/ojek buat ke halte/tempat tujuan…vice versa
    -AC dingin, bisa jedang jedung dengerin MP3+nari-nari di mobil…
    -lebih murah biayanya dari busway…
    -masa ke rumah camer ato kalo camer minta anterin ke mana, naek busway…malu atuh!

  27. saya termasuk pengendara mobil pribadi yg beralih k trans jkt. dl kantor di kuningan, taro mbl di ragunan. emg ada tmpt parkir khusus di ragunan yg seharian ckp byr Rp 5500. aman kok! & saya lihat skrg ini yg parkir disana makin penuh bila dibanding 2 bln lalu. ini brarti pengguna mbl pribadi makin byk yg beralih k trans jkt (alhamdulillah).itu pun mungkin krn ud gerah dgn macetnya mampang. hehehe…

    kl perlu k sudirman pas jam 3 in 1, biasanya minta tlg di drop supir ato org rmh di blok m, kmudian naik trans jkt deh.

    kl mnrt sy, yg dimaksimalkan justru jmlh bus ragunan-kuningan aja. kl pas jam sibuk bs 10 mnt skali br dtg. hehehe…

    yg koridor lain blm kliatan gunanya tuh. apa lg utk ngurangin yg naik mbl pribadi.

  28. wah, kl mslh kenyaman, emg kalah sm mbl pribadi. tp sejauh ini bs saya minimalisir qo. kl kepanasan pas antri di halte, ya sedia kipas, baik yg tradisional (yg biasa jd souvenir kawinan) atau yg modern (elektrik pk baterei)hehe. pilih bahan baju jg yg nyaman, jgn tebel2. AC di dlm trans jkt jg gak segitu panasnya. kl lg ramai emg berasa gerah bgt ya… tp kembali lg, bs dikit2 kipasnya dikluarin & digunain.

    prnh kepikiran gak bhw dgn naik trans jkt itu, kita bs byk belajar ttg berbagai karakteristik org? hehehe. kl terpaksa hrs naek transjkt, jd jgn ngeluh aja bawaannya, dinikmati aja. liat2 berbagai macam muka org, ekspresi, kelakuan. buat saya sih itu menarik. apa lg kl liat (bukan diskriminasi gender nih ya) ada anak muda laki2 atau bpk2 eksekutif muda yg gak malu utk tetep duduk sementara di dpnnya seorang ibu yg usianya lbh tua dibiarin berdiri.
    tambah sedih aja deh ngeliat kelakuan org. hehehe..trnyata yg dibenahi bukan cm pemerintahannya & proyek2 yg mrk jalani tp jg moral masyarakat yg katanya pny ckp pendidikan.

    gituuu… :)

  29. Sekarang ini foke sama kapolda buat kesepakatan populis, mobil boleh lewat jalur busway…rasanya malah nambah masalah dan tetep macett…dan busway malah jadi patas AC biasa….gak kuat mental tuh bang foke….seharusnya paradigma orang jakarta aja yang perlu dirubah selama Mobil=prestise, kendaraan umum=gak elit, B2w= kurang kerjaan, jalan kaki=males….maka kita sebenarnya teriak teriak kena macet tapi gak mau kontribusi mengurangi kemacetan, absurd deh…….

  30. Gini aja deh, suruh si Foke, ato Suti buat nyetir sendiri aja, pake mobil sendiri, ngga pake supir ngga pake kawalan, dari kebon jeruk ampe lebak bulus dan vice versa pas rush hour pagi dan malem…biar suruh ngerasain macetnya gimana, trus udah gitu ke jalan lain yg ada pembangunan busway juga…

  31. Maka nya para warga semua….. Silahkan naik Busway yang di tanggung aman-cepat-memuaskan juga.
    Jangan cuman naik mobil pribadi udah asik.
    Bantulah negara ini dengan memakai fasilitas yang akan di terapkan.

  32. Walaupun aku naik motor, untuk sekarang ini sorry berat deh naik busway mending berpanas2 ria dengan motorku.Apanya yg cepet pak Sutiyoso? Mau naik dah nunggu 30 menitan blm antri beli tiketnya,pakai desek2an lagi persis kaya sapi dimasukin truk. Gak percaya? Liat aja di halte pertanian Ragunan jam 6-7 pagi.Memuaskan (menurutku jauh dari memuaskan)yg tepat mungkin menjengkelkan karena bikin macet. Jalur sih oke bayaknya tapi mana busnya? Apa cuma kejar setoran pemda DKI biar untungnya bayak.

  33. iye! gara2 banyak koridor begituan, orang depok ikutan kena getahnya!!!telat masuk kantor adalah akibat, resikonya pergi habis shalat subuh!!!siyalan emang!

  34. mao naek buswei tp armadanya kurang memadai,,pas naek mobil pribadi disuruh naek buswei, maunya gimana si pemda *maap jd curhat colongan* daripada berdesek2an n jadi tempe penyet di dalem buswei, saya tetep setia dgn bis kota kemana-mana, yang pastinya slalu full-music dgn pengamen, hehehe..

Leave a reply to jalansutera Cancel reply