Horeeeee.., Suharto juara (lagi)!

TIME

Beberapa hari yang lalu Mahkamah Agung Republik Indonesia memutuskan memenangkan gugatan mantan presiden Suharto terhadap Majalah TIME edisi Asia yang pada edisi akhir Mei 1999 memberitakan bahwa kekayaan klan Cendana itu mencapai US$15 Milyar (atau sekitar Rp120 trilyun) dalam bentuk uang, properti, perhiasan, hingga pesawat. Suharto membantah berita itu dan menggugat TIME. Kini TIME dituntut membayar Rp 1 trilyun kepada Suharto dengan tuduhan pencemaran nama baik. Wuih… jumlahnya banyak. Suharto juara, euy….

Kini Suharto juga kembali dinyatakan sebagai juara oleh Perserikatan Bangsa-Bangsa dan Bank Dunia. Dua lembaga kelas internasional itu mengatakan bahwa Suharto ada di urutan teratas sebagai pejabat negara yang menjarah aset negara dengan cara korupsi. Wiuh… juara, euy. Menurut kedua lembaga itu, pundi-pundi Suharto menggelembung mencapai US$42 milyar.

Padahal, beberapa saat setelah lengser Suharto mengatakan bahwa,”Saya tidak mempunyai uang satu sen pun di luar negeri. Kalau uang itu ada, silakan ambil.” Wah, kira-kira jika memang TIME membayar uang sebanyak Rp.1 trilyun kepada Suharto, buat apa ya uang sebanyak itu? Ada yang mau usul?

Baca juga:

33 thoughts on “Horeeeee.., Suharto juara (lagi)!

  1. Kirim ucapan berupa karangan bunga, yuk. Tapi ah rugi, eman2 duitnya, wong dia nggak baca ucapan daripada yang mana kita kirimkan.

    Atau kita bikinin domain hailsoeharto.com apa congrats2harto.org?

  2. #9
    Konon Astro membayar sekitar RP.500 milyar utk masa tayang tiga musim kompetisi EPL. Jadi, kalo Mbah Harto punya uang satu T dan diberikan ke Indovision (yg notabene adalah milik Cendana juga karena bernaung di bawah MNC), maka Indovision bisa mendapat hak utk menayangkan 6 musim kompetisi EPL. Canggih juga nih usulnya mba susan. Ente maniac english football, ya?

  3. ehm..ehm..
    terima kasih saya haturken kepada admin disini, memang *uhuk-uhuk* kebenaran *uhhhuukk-uhhhuk* pasti akan *uhuk-uhuk* menang, nah karena saya ini benar, makanya saya menang (lagi) tho?
    dan soal juara, duh, gimana ya…*tersipu-sipu*
    namanya juga hobby…
    hehehe
    oh iya, soal uang 1 triliun itu saya niatken mau disimpen untuk mudik nanti, dan akan saya belikan onta arab untuk idul adha…hohoho..hoooeek…

  4. #14
    Kenapa harus takut? Toh saya cuma mengutip berita yang sudah tersebar di media massa saja kok. Nggak cuma saya yang nulis tentang korupsi suharto ini. Hampir semua media massa, cetak, televisi, radio, online… semuanya memberitakan bahwa suharto masuk dalam peringkat pertama pejabat negara yang korupsi.

  5. #15
    Memang…tetapi, cara anda mendiskreditkan beliau dengan komentar2 di atas sungguh tidak manusiawi (spt: domain suhartofu*k.com). Sadarkah anda bahwa di masa kepemimpinan beliau, negara ini lebih stabil politik & ekonomi, walaupun memang sangat otoriter. Salahnya hanya pada korupsinya, terutama keegoisan anaknya. Kepemimpinan Soeharto sama dengan kepemimpinan di China saat ini….sangat keras. China unggulnya di pemberantasan korupsi, sedangkan kepemimpinan Soeharto tidak mengindahkan hal tersebut.

    Menurut saya, citra Soeharto jadi buruk karena kelakuan anaknya, Tommy. Di luar hal itu, saya pikir kita juga harus memberikan salut kepada beliau. Jadi, jangan didiskreditkan dengan kata2 yang kurang ajar…

  6. Saya terkadang tidak habis pikir: kenapa kebebasan media terkadang digunakan untuk menghujat, memaki & menurunkan citra seseorang. Contoh konkrit: News Dot Com. Acara ini bagus, tetapi kadang saya pikir keterlaluan: bagaimana mungkin anda bisa menertawakan pemerintah di kala menghadapi kesulitan. Pemerintah bekerja, bukannya santai. Segala sesuatu dicari kelemahannya untuk dikritik & kemudian ditertawakan bersama2…. Apakah ini membantu??? Saya pikir kita harus instropeksi. Hanya menghujat & menertawakan orang lain dan bukannya membantu secara nyata bukanlah tindakan terpuji. Hiburan yang sungguh2 tidak membantu…

    Saya hanyalah seorang mahasiswa biasa di jurusan ekonomi. Ini adalah opini pribadi saya mengenai kebebasan pendapat. Thanks.

  7. #18
    Saya juga heran mengapa kekuasaan selalu membutakan mata orang. Ya seperti suharto dan anak-anaknya itu. Ketika sedang berkuasa, mereka seenaknya sendiri menggunakan kekuasaannya untuk memperkaya diri sendiri.

    Mungkin karena Anda mahasiswa ekonomi jadi punya prinsip “dengan usaha sekecil-kecilnya untuk mendapatkan keuntungan sebesar-besarnya.” jadi, ketika sedang berkuasa menurut Anda dibenarkan untuk korupsi dan merampok uang negara…

    Anda sendiri chicken, tidak berani menunjukkan identitas yang asli, alamat email asli dan alamat blog. (hari gini nggak punya alamat email dan alamat blog? apa kata dunia?)

  8. #18
    Sekali lagi saya tegaskan, KORUPSI bukanlah tindakan terpuji. Saya tidak membenarkan tindakan korupsi. Anda sebagai pembuat blog, malah gak ngerti apa yang saya sampaikan (Silahkan baca kembali statement saya di atas #16, #18). Baca aja gak nyimak, ngaku2 sebagai penulis / pembuat blog. Apa kata dunia?

  9. #19
    Sekali lagi saya tegaskan, KORUPSI bukanlah tindakan terpuji. Saya tidak membenarkan tindakan korupsi. Anda sebagai pembuat blog, malah gak ngerti apa yang saya sampaikan (Silahkan baca kembali statement saya di atas #16, #18). Baca aja gak nyimak, ngaku2 sebagai penulis / pembuat blog. Apa kata dunia?

  10. Tanggapan saya untuk Suharto:
    Beliau memang korupsi. Suharto salah besar dalam hal ini. Pantas dipenjarakan & dihukum di akhirat. Tetapi, anda juga harus sadar bahwa tanpa Suharto, tidak akan ada Indonesia yang seperti sekarang ini. Menurut media massa: ‘Ironisnya, Suharto sekarang tidak dapat dihukum (krn alasan sakit)’. Menurut saya, bukan ironis, tetapi malah ke alasan logis & politis, sadarlah bahwa Suharto tidak dapat dihukum, karena bila Suharto dihukum, maka semua pejabat2 penting yang ada di Indonesia saat ini akan ikut terseret. Negara akan menghadapi krisis moral & kepercayaan yang akan berlanjut ke krisis ekonomi jilid ke II.

    Terlepas dari semua dosa besar beliau, saya pikir Suharto masih layak diakui sebagai pemimpin negara yang berjasa di saat-saat transisi.

  11. Untuk pemerintahan saat ini:
    Bahkan untuk saat ini, di masa2 demokratis yang begitu diagungkan, saya malah merasa negara ini mengalami kemajuan yang tidak berarti, alias jalan di tempat.

    Mengapa? Karena begitu pemerintah mau ambil kebijakan A, diprotes di sini, di protes di sana, terakhir bingung & proses pembangunan di segala bidang berjalan lambat atau bahkan tidak berjalan sama sekali. Demokratis harus dilihat dari sisi yang lebih dewasa, bukan berarti kita langsung teriak-teriak kalau tidak sesuai dengan pendapat kita.

    Sadarlah bahwa, kebebasan berpendapat – boleh2 saja. Tetapi saya percaya ada kalanya gaya kepemimpinan OTORITER malah akan cepat memajukan sebuah negara. Sebuah kebijakan negara yang terkadang dari sisi logis salah (tidak menguntungkan), malah bisa jadi sebaliknya ketika dijalankan di lapangan. So, who knows? Let’s just do it, wait & see.

  12. Saya bahkan kadang merasa kasihan dengan presiden SBY saat ini, jadi presiden, kerja setengah mati, semua pikiran hanya ditujukan untuk Indonesia, tapi lantaran belum keliatan hasilnya, eh malah dikritik dan ditertawakan oleh berbagai elemen masyarakat dan partai oposisi.

    Saya percaya, SBY punya komitmen, tetapi masalah bangsa ini sungguh berat, tidak mungkin diselesaikan dalam 5 tahun.

    Dan parahnya, karena demokrasi yang begitu diagungkan di negri ini, saya tidak bisa membayangkan pedihnya & stress-nya pak SBY saat ini. MENURUT SAYA, saat ini bangsa kita masih belum dewasa dan matang dalam menghadapi arti dari demokrasi itu sendiri.

    Ini hanyalah pendapat pribadi saya. Browsing2, eh malah sampai di blog ini, tulis beberapa komentar u/ menyalurkan opini. Thanks, bung Pujiono.

  13. Saya sih cuma heran dua hal aja :

    1. Kenapa ya orang2 kok memanggil Pak Harto dengan sebutan “Suharto”, bukan “Pak Harto” ? Kesannya seakan-akan gaya dan ganteng banget dengan tanpa rasa hormat kita memanggil orang yang sudah membangun negara selama 32 tahun, sehingga kita bisa hidup di tanah Indonesia ini.

    2. Kenapa ya kok kalau Pak Harto dikatakan korupsi, semua orang ribut membahas, masuk headline koran dimana2, sementara maling2 koruptor yang lari ke Singapura itu bisa adem ayem disana, tanpa kejelasan kapan duit yang mereka curi itu bisa mbalik lagi ke Bumi Pertiwi. Gak ada tuh yang ngeributin.

    Eh tanyakennnnn…napa ????

  14. kalo menurut saya, pengaruh “Eyang Kakung” ini masih besar. jadi sulit buat diusut tuntas.
    btw, uang segitu bisa buat buka bersama teramai di indonesia. terus masuk rekor MURI deh. hihihi.

    -IT-

  15. #25
    Bung Affan, saya setuju dengan anda. Menurut saya, pak Harto menjadi salah satu kambing hitam dari pemerintahan orde baru. Padahal kalau mau diusut (seperti opini yang saya kemukakan di atas), mungkin 99% pejabat penting di pemerintahan sekarang juga terlibat. Ya, inilah dunia politik Indonesia. Negara dikuras habis2an utk kekayaan pribadi segelintir golongan. Beda dengan pemerintahan China, dimana ketika sisi komunisnya masih kental, rakyat yang diperas habis2an untuk mengisi pundi2 keuangan negara.

  16. maaf mas! itu suharto yang ga ada linknya bukan saia lho! saia cuma bcanda pake nama soeharto, tapi saia menyertakan link blog saia, nah, kalo si pembela suharto entuh cuma mo mbikin rusuh doank tuh! kalo ndak percaya, liad di IP adress, pasti beda! beneran lho!? bukan saia!

  17. Comment SAR PBB Report :

    JIMMY POLANDOS seorang Konsultan Keuangan Internasional yang berkantor di Texas AS, dalam pembincangan dengannya di Singapore baru-baru ini menanggapi report SAR itu. Report SAR itu benar-benar bukan fakta yang mudah ditelusuri. Laporan itu seperti laporan jurnalistik belaka. Jimmy Polandos mengatakan tidak mudah untuk menelusuri laporan itu. Walaupun diberi payung hukum sekalipun. Ini pertistiwa yang sudah lama. Dan kita berhadapan dengan konsultan-konsultan yang ahli dalam pencucian uang. Mereka telah bekerja cukup lama. Mungkin mereka juga sudah selesai kontraknya. http://antiinvestmentfraud.blogspot.com

  18. Selanjutnya Jimmy Polandos mengatakan lebih baik fokusnya pada isu Soeharto di dalam negeri saja. Pengadilan harus berani mengadili. Benar atau tidak Soeharto bersalah. Kalau salah di vonis salah. Kalau tidak vonis bebas. Supaya ada kepastian hukum. Kalau memang vonis salah dan sudah berkuatan hukum tetap, sita aja aset yang ada kaitan dengannya di dalam negeri. Baru kemudian bicara yang diluar negeri. Lama-lama link nya diluar akan terungkap. http://antiinvestmentfraud.blogspot.com

  19. assalammualaikum. salam sejahtera kepada seluruh penduduk negara perdagangan india belanda. coba kita bayangin kalo duet sato milyar ito kta tukar jadi ciling mungkin kta susun so pasti dech bisa sampai ke bulan. salam saya kepada kpk indonesia karena tlah banyak berjasa untuk mu indonesia. wah sriouuues amat neei??? oc dechh. salam dri universiti spanih of cardova bwat smua rekan2 di indonesia.

Leave a reply to Paman Tyo Cancel reply