Si Pleki itu

Peraturan bisa diakali dengan teknologi.

Saya pengguna Flexi, telpon selular terbatas dari Telkom itu. Kaget juga ketika dua hari yang lalu saya mendengar bahwa handphone Flexi bisa dibawa ke luar kota dan masih tetap bisa menerima dan memanggil tanpa mengganti sim card. Memang ada syarat dan biayanya. Syaratnya adalah kita harus mengirimkan kode sms tertentu ketika akan berpindah ke kota lain.

Syarat ini tentu saja mudah sekali. Berapa biayanya? Pengiriman SMS itu harganya sama dengan sms reguler, Rp. 350 per sms. Nah, ketika kita berada di kota lain, orang yang menelpon kita dikenai tarif telpon lokal. Untuk menerima panggilan dikenai tarif Rp. 250 per menit.

Sebagai seorang konsumen Flexi, tentu saja saya senang dengan fitur baru ini. Bahkan jauh sebelum ini saya cukup puas dengan Si Pleki, begitu saya sering menyebut layanan ini. Selama jalan-jalan di Bogor saya masih bisa menelepon dan ditelepon dengan pulsa lokal. Ketika berada di tol menuju ke arah pelabuhan Merak yang sudah jauh dari Tangerang pun Flexi masih bisa digunakan. Ingat, pulsanya lokal, lho…

Nah, sekarang saya masih bisa menggunakan Flexi kalau pergi ke Menado, Lampung, Purbalingga, Yogyakarta dan ratusan kota lainnya. Kalau si Pleki ini disebut Fixed Wireless Access, kini ke-fixed-annya sudah tidak berlaku lagi. Tak ada lagi batasan kota asalkan kita mengirim kode sms saat berpindah wilayah. Mobilitas si Pleki kini menjadi tak terbatas.

Ada yang bilang inovasi Pleki ini melanggar Keputusan Menteri Perhubungan Nomor 35 Tahun 2004 tentang Penyelenggaraan Jaringan Tetap Lokal tanpa Kabel dengan Mobilitas Terbatas (PDF, 48kb).

Saya senang dengan inovasi si Pleki itu, tapi saya sedih ketika ada peraturan yang mungkin dilanggar. Seringkali peraturan dan undang-undang memang bisa diakali dengan teknologi. Bukan begitu sodara-sodara?

8 thoughts on “Si Pleki itu

  1. ah…banyak juga kejelekannya kok mas si pleki ini. sinyal sering ilang..batre sering habis..makanya jadi males pake…udah deh…aku hangusin aja…. ;-)

  2. Si Pleki ini juga henpon kedua saya. Kalo si pleki sinyalnya lemah, ya saya pake saja kakaknya pleki, si telkomsel. Ngapain harus bayar mahal kalo pake yang murah saja masih bisa ngomong.

  3. whalah, ya ndak usah kaget to. ndak hanya nglanggar regulasi sk menteri itu, yg lain juga buanyak. kalo saya si lebih berang pd regulatornya. leda-lede gitu. eh, kalo ke purbalingga ke mana?

  4. Flexy itu saat pindah kota no basic-nya langsung forward nggak atau kita masihharus kasih tahu semua orang kalau kita lagi di kota lain…?

  5. melanggar??? bukannya dah jadi tabiat telkom slalu melanggar aturan & brti+menkominfo dkk mah ho-oh ajah. kan dah jd slogannya telkom commited to dirjen postel:]
    Nrima panggilan kena biaya (roaming dunx..walah balik jaman dulu lagi)

Leave a reply to Anggara Cancel reply